Biarlah
Hati yang Berbicara
Suatu
ketika, seorang shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menjumpai
beliau.
Lantas dia
menanyakan perihal dosa.
"Apa
itu dosa, wahai Rasulullah? ".
Jawab
beliau:
الْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
Dosa itu adalah apa-apa yang meragukan di dalam dadamu dan
engkau benci bahwasanya orang-orang mengetahui atasnya. (HR. Muslim)
Itulah
dosa.
Ketika kita
mengambil satu langkah dalam hidup ini, maka adakalanya kita akan menghadapi
hal semisal ini.
Keraguan
yang menyelusup ke dalam jiwa.
Membuat
dada sesak tanpa ruang udara.
Hati pun
tak akan pernah damai selamanya.
Manusia
adalah makhluk yang tak lepas dari kesalahan dan dosa.
Setiap
langkah dalam hidupnya dihiasi dengan kesalahan dan dosa.
Ketika hati
mulai mengingkari.
Ketika hati
mulai ragu-ragu.
Ketika kita
takut bahwa perbuatan kita tersebut dipergoki oleh banyak orang.
Maka,
itulah dosa.
Semakin
kita menyimpannya maka akan semakin tercium baunya.
Semakin
kita menutupinya maka akan semakin tampak oleh manusia.
Itulah
dosa.
Bukan
seharusnya disembunyikan.
Bukan
seharusnya ditimbun.
Bukan
seharusnya diabaikan.
Namun,
harus dihapuskan.
Menghapus
dosa sama halnya menghapus hitam di atas putih.
Maka
biarkanlah hati yang berbicara.
Berbisik
lembut mana yang dosa.
Hingga
menuntun langkahmu pada keridhaan-Nya.
Dan terjauh
dari perbuatan nista.
Dengarkanlah
bisikan lembut dari hati.
Bisikan
tulus dari jiwa yang suci.
Karna hati
tak pernah berdusta.
Maka
ikutilah, biarkanlah hati yang berbicara.
Ketika hati
berbuat dosa.
Maka
sucikanlah segera dari noda.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan cara penghapusan dosa, yaitu
istighfar.
Istighfar
merupakan salah satu cara untuk menghapuskan dosa.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berkalam:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا
اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ.
“Dan
orang-orang yang, apabila berbuat keji atau menganiaya diri sendiri, mengingat
Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa, kecuali Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
sedang mereka mengetahui.” [Ali ‘Imran: 135]
Allah
Subhanahu wa Ta’ala juga berkalam:
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ
يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا.
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya
dirinya, (tetapi) kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati
bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [An-Nisa`: 110]
Maka,
dengarkanlah kata hatimu.
Ikutilah bisikan
hatimu.Biarlah hatimu berbicara dengan irama cinta.
Sidoarjo, pagi tanpa sinar mentari membersamai secangkir kopi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar