Pernah
nggak sih kalian mengidolakan seseorang?! Rasanya ingin meniru pakaiannya, gaya
berjalannya, logat belajarnya, warna favoritnya, dan lain sebagainya yang tak
mungkin dijelaskan satu persatu.
Tapi...
kira-kira, siapakah idolamu?
Mungkin
akan muncul dari lubuk hati kalian atau bahkan terbayang dalam angan kalian
sosok yang kalian idoalakan. Entah itu dari deretan artis papan atas sampai
deretan artis papan teri. Hahaha...
Jikalah
kita mengidolakan seseorang, sudah pasti kita juga akan mengikuti segala yang
dia lakukan. Mulai dari model pakaian sang idola, warna favorit, model jilbab,
gaya berbicara, dan lain sebagainya. Dan inilah yang akan memberikan dampak
negativ pada sikap kita. Karna, kita akan menjelma menjadi sosok pribadi orang
lain, yang bukan diri kita sendiri secara murni.
Bolehkah
kita mengidolakan seseorang?
Rasulullah
saw bersabda dalam sebuah hadits:
عَنْ عَبْدِ
اللهِ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ الْمَرْءُ مَعَ مَنْ
أَحَبَّ
Artinya:
Dari Abdullah, dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda: Seseorang itu bersama
orang yang dia cintai.
Rasulullah
saw menjelaskan bahwa kelak di akhirat Allah akan menggandengkan seseorang
dengan orang yang dia cintai ketika di dunia. Ketika seseorang mencintai dan
mengidolakan Rasulullah saw dan generasi para shahabat radhiyallahu ‘anhum,
maka kelak di akhirat Allah juga akan menggolongkan dia dalam kelompok para
Shahabat Nabi, sebagai penduduk syurga.
Namun
sebaliknya, jika seseorang mencintai dan mengidolakan orang kafir, bahkan
menirukan model pakaiannya atau model rambutnya, maka kelak di akhirat pun Allah
akan mengumpulkannya bersama mereka.
Cinta
yang suci nan murni akan membawa pada keindahan pada endingnya, tapi cinta yang
semu, yang mengikuti hawa nafsu belaka, maka akan berakhir dengan tangis
derita.
Jika
seseorang mengidolakan orang shalih atau bahkan mengidolakan nabi saw, meskipun
tidak pernah bertemu dengan beliau saw, maka betapa mulianya dia kelak di
akhirat, karna Allah akan menggandengkan dia dengan orang yang dia cintai dan
dia idolakan.
Sehingga
tidaklah benar, para akhwat yang kerjaannya mengaji Al-Qur’an dan Al-Hadits,
tapi malah mengidolakan deretan artis dalam maupun luar negri. Menyimpan foto
atau bahkan memasang poster yang besar sebagai tanda cintanya kepada sang
idola.
Jadikanlah
Rasulullah saw sebagai sang idola. Panutan mulia sepanjang masa. Seorang mulia
yang berakhlaq Al-Qur’anul Kariim. Seorang yang berbudi pekerti luhur nan
mulia. Sehingga, perilaku dan tutur kata kita akan menjadi baik dan mulia.
So,
yuk jadi akhwat baper. Jadilah penggemar sejati rasulullah saw, meskipun tak
pernah bertatap muka. Dengan membaca sieroh perjalanan emas beliau, maka seakan kita melihat dan menyaksikan
betapa hebatnya beliau dalam berdakwah dan mengajak manusia pada kebaikan,
sungguh perjalanan yang luar biasa.
Mari
kita berbenah. Menjadi akhwat baper yang menyuntikkan virus-virus positif pada
lingkungan sekitar dan dana harta muda.
Jangan
menyepelekan hal-hal yang menurut kita tak bermanfaat sama sekali. Bahkan, mari
kita berbenah diri dimulai dari hal-hal yang tampak remeh.
Tak
ada kata terlambat. Mari kita menyonsong dan memberikan perubahan pada dunia.
Perubahan dunia akhirat. Perubahan positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar