Rabu, 22 November 2017

Siapakah Idolamu?



Pernah nggak sih kalian mengidolakan seseorang?! Rasanya ingin meniru pakaiannya, gaya berjalannya, logat belajarnya, warna favoritnya, dan lain sebagainya yang tak mungkin dijelaskan satu persatu.
Tapi... kira-kira, siapakah idolamu?
Mungkin akan muncul dari lubuk hati kalian atau bahkan terbayang dalam angan kalian sosok yang kalian idoalakan. Entah itu dari deretan artis papan atas sampai deretan artis papan teri. Hahaha...
Jikalah kita mengidolakan seseorang, sudah pasti kita juga akan mengikuti segala yang dia lakukan. Mulai dari model pakaian sang idola, warna favorit, model jilbab, gaya berbicara, dan lain sebagainya. Dan inilah yang akan memberikan dampak negativ pada sikap kita. Karna, kita akan menjelma menjadi sosok pribadi orang lain, yang bukan diri kita sendiri secara murni.
Bolehkah kita mengidolakan seseorang?
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:
عَنْ عَبْدِ اللهِ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
Artinya: Dari Abdullah, dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda: Seseorang itu bersama orang yang dia cintai.
Rasulullah saw menjelaskan bahwa kelak di akhirat Allah akan menggandengkan seseorang dengan orang yang dia cintai ketika di dunia. Ketika seseorang mencintai dan mengidolakan Rasulullah saw dan generasi para shahabat radhiyallahu ‘anhum, maka kelak di akhirat Allah juga akan menggolongkan dia dalam kelompok para Shahabat Nabi, sebagai penduduk syurga.
Namun sebaliknya, jika seseorang mencintai dan mengidolakan orang kafir, bahkan menirukan model pakaiannya atau model rambutnya, maka kelak di akhirat pun Allah akan mengumpulkannya bersama mereka.
Cinta yang suci nan murni akan membawa pada keindahan pada endingnya, tapi cinta yang semu, yang mengikuti hawa nafsu belaka, maka akan berakhir dengan tangis derita.
Jika seseorang mengidolakan orang shalih atau bahkan mengidolakan nabi saw, meskipun tidak pernah bertemu dengan beliau saw, maka betapa mulianya dia kelak di akhirat, karna Allah akan menggandengkan dia dengan orang yang dia cintai dan dia idolakan.
Sehingga tidaklah benar, para akhwat yang kerjaannya mengaji Al-Qur’an dan Al-Hadits, tapi malah mengidolakan deretan artis dalam maupun luar negri. Menyimpan foto atau bahkan memasang poster yang besar sebagai tanda cintanya kepada sang idola.
Jadikanlah Rasulullah saw sebagai sang idola. Panutan mulia sepanjang masa. Seorang mulia yang berakhlaq Al-Qur’anul Kariim. Seorang yang berbudi pekerti luhur nan mulia. Sehingga, perilaku dan tutur kata kita akan menjadi baik dan mulia.
So, yuk jadi akhwat baper. Jadilah penggemar sejati rasulullah saw, meskipun tak pernah bertatap muka. Dengan membaca sieroh perjalanan emas beliau,  maka seakan kita melihat dan menyaksikan betapa hebatnya beliau dalam berdakwah dan mengajak manusia pada kebaikan, sungguh perjalanan yang luar biasa.
Mari kita berbenah. Menjadi akhwat baper yang menyuntikkan virus-virus positif pada lingkungan sekitar dan dana harta muda.
Jangan menyepelekan hal-hal yang menurut kita tak bermanfaat sama sekali. Bahkan, mari kita berbenah diri dimulai dari hal-hal yang tampak remeh.
Tak ada kata terlambat. Mari kita menyonsong dan memberikan perubahan pada dunia. Perubahan dunia akhirat. Perubahan positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Hati

Biarlah Hati yang Berbicara   Suatu ketika, seorang shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menjumpai beliau. Lantas d...